Kwang Min POV
Kenapa dia meninggalkanku
seperti itu. Apa kurangnya aku, sehingga
dia lebih memilih namja yang baru dikenalnya daripada aku yang sudah hampir 3
tahun mengenalnya. Wanita memang sulit dimengerti.
POV end
Kwang Min mengusap
wajahnya, lalu menghela nafas. Kenyataan bahwa ia diputuskan oleh yeoja yang
dicintainya belum bisa ia terima. Kwang Min memandang foto seorang yeoja yang
dicintainya itu miris. Ah Ra, sudah 2
tahun lebih ia dan Ah Ra menjalin hubungan khusus, manjadi sepasang kekasih.
Tapi akhir – akhir ini, hubungan mereka tidak berjalan dengan baik. Ah Ra
banyak meminta akhir – akhir ini. Kwang Min yang sibuk latihan tidak bisa
selalu memenuhi keinginan Ah Ra. Pulang bersama, makan siang bersama, nonton
bioskop bersama, semua itu terlihat biasa – biasa saja di mata Kwang Min. Tapi
kenapa Ah Ra selalu menuntutnya melakukan hal – hal yang menurutnya biasa itu.
Bahkan terkadang dengan rengekan yang berlebihan.
Dua hari yang lalu, Ah Ra meminta sesuatu yang
tidak biasa dan tidak diduga oleh Kwang Min. “Kenapa?”, tanya Kwang Min saat Ah
Ra memilih memutuskan hubungannya dengan Kwang Min. “Aku menyukai namja lain”,
ujar Ah Ra tanpa menatap Kwang Min. “Siapa namja itu?”, tanya Kwang Min. Saat
itu hatinya seperti di potong oleh sebuah kapak besar, sakit dan membuat
hatinya patah sekaligus. “Min Woo, No Min Woo, dia satu kelas dance ku”, terang Ah Ra. Kwang Min hanya
diam, membiarkan Ah Ra pergi begitu saja setelahnya. Membiarkan cintanya selama
dua tahun lebih ini pergi meninggalkannya.
Kwang Min merobek foto
yang ia pegang. Foto saat ia dan Ah Ra masih memiliki perasaan yang sama. Kini
foto itu terbelah dua, robekan foto itu memisahkan Kwang Min dan Ah Ra, persis
seperti kenyataan.
“Semua yeoja sama saja!”
“Semua namja sama saja!”
Kwang Min terdiam
sejenak. Menyadari ada suara lain yang terdengar bersamaan dengan suaranya
barusan. Perlahan, Kwang Min menoleh dan tatapannya berhenti tepat pada sebuah
mata seorang yeoja yang sama – sama memandang dengan bingung. Belum sempat Kwang Min tersadar, “Waaaaa!”,
yeoja itu tiba – tiba berteriak. Lalu berlari terbirit – birit seperti melihat
sesuatu yang menyeramkan. Kwang Min memandang yeoja itu dengan heran. Yeoja
yang aneh!.
Sung Mi berjalan ke
kelasnya dengan langkah malas. Biasanya ia akan pergi ke sekolah bersama dengan
Min Woo, tapi kali ini semua sudah berubah. Ia belum bisa menerima kalau Min
Woo menyukai wanita lain dan rasanya ingin terus menghindar dari Min Woo.
Bahkan sepertinya itu juga didukung dengan perubahan sikap Min Woo padanya.
“Aku harus menjemput Ah Ra pagi ini, mianhe”, ia ingat kata – kata Min Woo yang
dikatakan padanya pagi ini saat ia dan Min Woo berpapasan di jalan. Rasanya ia
ingin menangis, kenapa semua ini harus terjadi padanya?
“Aww!”, Sung Mi berhenti
berjalan. Ia mengelus kepalanya yang terbentur sesuatu. Ia mengangkat
kepalanya. Ia melihat benda di depannya dengan heran. Buku? Tiba – tiba buku
itu ‘turun’ dan memperlihatkan wajah seorang namja yang memandangnya heran.
Seakan baru tersadar kalau di depannya adalah namja, Sung Mi mengeluarkan
reaksi seperti biasanya. “Waaa!”, teriak Sung Mi membuat namja itu terkejut.
Tanpa memperdulikan reaksi namja yang terkejut itu, Sung Mi langsung mengambil
langkah seribu dan meinggalkan namja yang memandangnya dengan penuh keheranan.
Sung Mi merebahkan
kepalanya di atas meja sambil mengatur nafasnya yang hampir habis karena
berlarian barusan. “Sung Mi”, tiba – tiba seseorang memegang lengan Sung Mi
membuat yeoja itu terkejut hingga ia mengangkat kepalanya. “Kau kenapa?”, tanya
Min Woo melihat Sung Mi yang sibuk mengatur nafasnya. Sung Mi masih menatap Min
Woo, “Apa kau diganggu namja – namja lagi?”, tanya Min Woo, terdengar nada
cemas dari nada bicaranya. Sung Mi yang menyadari itu tersenyum, “Ani, aku
tidak diganggu namja lagi. Aku hanya berolahraga sedikit tadi”, ujar Sung Mi
berbohong. “Begitukah? Oh iya, hampir saja aku lupa. Ini, aku menemukannya di
jalan”, Min Woo memberikan sebuah bolpoin pada Sung Mi. “Bukankah ini
punyaku?”, tanya Sung Mi heran melihat bolpoinnya sendiri. “Ne, tadi aku
menemukan ini di dekat kelasmu. Kukira kau menjatuhkan barang lagi”, ujar Min
Woo geli. “Mwo?”, Sung Mi memandang Min Woo sebal.
“Min Woo-ya”, tiba – tiba
suara seorang yeoja menghentikan percakapan antara Sung Mi dan Min Woo. Sung Mi
dan Min Woo menoleh pada seorang yeoja yang berdiri di dekat pintu. “Oh, Ah
Ra-ya!”, Min Woo terlihat senang. Sung Mi melihat ekspresi Min Woo dan
memandang Ah Ra sebal. “Jadi itu yeoja
yang bernama Ah Ra”, batin Sung Mi. “Mianhe Sung Mi, aku harus pergi”, Min Woo
melambaikan tangannya sekilas lalu menghampiri yeojachingunya itu dan
menghilang tanpa menoleh pada Sung Mi. Sung Mi menunduk sedih.
Sung Mi sedang berjalan
menuju kantin, kali ini ia harus lebih waspada. Tidak ada Min Woo disisinya
sekarang, ia harus menjaga dirinya sendiri dari para namja. Langkahnya terhenti
di belokan menuju kantin. Pandangannya kini terarah pada Min Woo dan Ah Ra yang
berjalan menuju kantin. Sung Mi bersembunyi, menghindari dirinya terlihat oleh
mereka berdua. Sung Mi mengepalkan tangannya, sedih dan marah kini bercampur
aduk. Ia mengurungkan niatnya menuju kantin dan kembali ke kelas. Ia tak
menyadari kalau seseorang memperhatikannya.
Keesokan harinya ...
“Nona, untuk apa nona membawa
bekal?”, tanya ahjuma, pelayan setia keluarga Sung Mi. “Apa ada yang salah
dengan itu?”, tanya Sung Mi balik. “Tidak, hanya saja nona sebelumnya tidak
pernah membawa bekal ke sekolah”, ahjuma memasukkan kotak bekal ke dalam
kantung kertas. “Apa di sekolah nona ada kasus keracunan makanan?”, tanya
ahjuma lagi. Sung Mi tersenyum geli, “Kenapa ahjuma berpikir seperti itu?”.
Ahjuma menghidangkan segelas susu putih di depan Sung Mi. “Saya pikir, mungkin
karena itu jadi nona takut keracunan juga”. Sung Mi menaruh gelas susu yang
isinya tinggal seperempat gelas. “Kurasa ahjuma benar”, Sung Mi berdiri dan
berjalan menuju pintu. “Kurasa aku takut keracunan, tapi bukan makanan. Hatiku,
aku takut hatiku terkena racun”
Sung Mi membawa bekal
makanannya ke atap gedung sekolah. Alasan sebenarnya Sung Mi membewa bekal ke
sekolah adalah karena kejadian kemarin. Saat ia melihat Min Woo dan Ah Ra pergi
ke kantin bersama. Jika ia makan siang di kantin, mungkin ia akan terus melihat
mereka bersama. Sung Mi tidak mau itu terjadi, lebih baik tidak melihat Min Woo
daripada melihat Min Woo bersama dengan yeoja lain. Setidaknya ini juga
membantunya menghindari dirinya dari para namja.
“Kenapa makan sendirian
terasa begitu menyedihkan?”, Sung Mi memandang kotak bekalnya yang penuh
makanan dengan tak berselera. Ia tidak mengira kalau makan siang sendirian
seperti ini membuatnya merasa kesepian. Biasanya ia makan siang bersama Min Woo
di kantin. Kini ia makan sendirian dan bukan di kantin, tetapi di atap sekolah.
Tidak ada orang yang mau memakan bekal makan siangnya di atap sekolah yang sepi
seperti ini selain dirinya.
“Apa aku boleh ikut
bergabung?”
Sung Mi terkejut
sekaligus takut melihat seorang namja berdiri di hadapannya. Sung Mi menutup
matanya dan melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Namja itu memandangnya
heran. “Kau kenapa?”.
“Jangan mendekat! Jangan
menggangguku!”
“Mwo?”
“Pergilah! Kumohon”, suara Sung Mi mulai terdengar ketakutan
Namja itu berjongkok dan menatap Sung Mi dengan heran
“Kenapa kau gemetaran?”
Sung Mi memberanikan diri
membuka seluruh ‘perlindungannya’. Ia sangat terkejut dan langsung bergerak
mundur dengan cepat ketika melihat namja itu sudah berjongkok di depannya.
“Siapa kau? Kau mau apa? Kumohon jangan ganggu aku, mianhe jika aku
mengganggumu”, Sung Mi berbicara dengan ketakutan. Namja itu nampak bertambah
bingung sekaligus ingin tertawa, geli melihat yeoja di depannya ini ketakutan
seperti melihat hantu. “Tenang saja, aku tidak akan mengganggumu dan kau juga
tidak menggangguku. Aku Jo Kwang Min, panggil saja aku Kwang Min. Tapi
sepertinya aku akan mengganggumu sebentar”, ujar Kwang Min tersenyum tipis.
Sung Mi memandangi Kwang Min waspada.
Kwang Min POV
“Siapa kau? Kau mau apa?
Kumohon jangan ganggu aku, mianhe jika aku mengganggumu”, yeoja itu terlihat
ketakutan. Rasanya aku ingin tertawa sekeras – kerasnya. Ada apa dengan yeoja
ini? Yeoja yang aneh. Tapi aku tidak peduli seaneh apapun dia, “Tenang saja,
aku tidak akan mengganggumu dan kau juga tidak menggangguku. Aku Jo Kwang Min,
panggil saja aku Kwang Min. Tapi sepertinya aku akan mengganggumu sebentar”,
aku tesenyum tipis, kurasa aku akan membuatnya terganggu sedikit.
POV end
Sung Mi memakan bekalnya
dengan hati – hati, namun Kwang Min memakan bekalnya dengan kesal. “Shin Sung
Mi”, Sung Mi menghentikan makan siangnya. “Bukankah kau tadi bilang namamu Shin
Sung Mi?”, tanya Kwang Min basa – basi. Sung Mi mengangguk pelan. “Bolehkah aku
memanggilmu Sung Mi saja?”, tanya Kwang Min lagi. “Ne”, Sung Mi mengangguk
mengiyakan. Kwang Min menghela nafas, “Sung Mi, apakah kita harus seperti
ini?”, tanya Kwang Min mulai kesal. Kwang Min dan Sung Mi sedari tadi duduk
saling membelakangi dan terhalang oleh penyangga pintu masuk atap.
“Kurasa ini yang
terbaik”, jawab Sung Mi santai. Ia merasa aman selama ia tidak melihat Kwang
Min secara langsung. Kwang Min tidak tahan dan menghampiri Sung Mi. Sung Mi
berteriak ketakutan saat melihat Kwang Min. Kwang Min buru – buru jongkok dan
memohon sambil menutup matanya dan merapatkan kedua tangannya. “Kumohon padamu,
bisakah kau tidak berteriak satu kali saja?”, pinta Kwang Min, ia sudah lelah
mendengar jeritan histeris Sung Mi. Sung Mi membuka matanya dan melihat Kwang
Min yang memohon padanya. Sung Mi ragu, namun terus saja memandang Kwang Min
yang masih bertahan dengan posisinya.
Kwang Min yang tak
mendengar suara Sung Mi membuka matanya. Lalu menurunkan kedua tangannya ketika
melihat Sung Mi terus menatapnya. “Baiklah”, Kwang Min tersenyum. “Kurasa ini
awal yang bagus”. “Awal yang bagus?”, Sung Mi tak mengerti. “Bisakah kita
menjadi partner?”, Kwang Min mengulurkan tangan kanannya. “Partner?”, Sung Mi
bertambah bingung. “Setidaknya terimalah dulu uluran tanganku dan kita memperkenalkan
diri ulang”, ujar Kwang Min. Sung Mi berpikir apa namja ini bodoh? Bukankah
mereka sudah mengetahui nama masing – masing?
“Jo Kwang Min, namamu Jo
Kwang Min bukan? Kita sudah berkenalan tadi, jadi ini untuk apa lagi?”, tanya
Sung Mi mulai pusing. Kwang Min menghela nafas, “Sekedar formalitas saja,
ayolah”, Kwang Min masih mengulurkan tangan kanannya. Sung Mi ragu – ragu
menjabat tangan Kwang Min. Kwang Min yang tak sabar langsung menggenggam tangan
Sung Mi, membuat yeoja itu terkejut, tapi tidak berteriak seperti tadi. “Nah,
begini lebih baik”, ujar Kwang Min.
“Ehm”, Kwang Min berdehem. Sung Mi memandangnya aneh, ‘untuk apa dia berdehem seperti itu?’. “Perkenalkan, aku Jo Kwang
Min. Mantan dari Ah Ra, Min Ah Ra”. Sung Mi terkejut, ia segera melepaskan
tangannya.
“Ka..kau bilang kau
siapa?”
“Aku mantan namjachingu
dari Min Ah Ra”
0 komentar:
Posting Komentar