Minggu, 13 Januari 2013

Scare Of Namja (3)

Diposting oleh Justiv di 07.13

Kwang Min POV
Kenapa dia meninggalkanku seperti itu.  Apa kurangnya aku, sehingga dia lebih memilih namja yang baru dikenalnya daripada aku yang sudah hampir 3 tahun mengenalnya. Wanita memang sulit dimengerti.
POV end
Kwang Min mengusap wajahnya, lalu menghela nafas. Kenyataan bahwa ia diputuskan oleh yeoja yang dicintainya belum bisa ia terima. Kwang Min memandang foto seorang yeoja yang dicintainya  itu miris. Ah Ra, sudah 2 tahun lebih ia dan Ah Ra menjalin hubungan khusus, manjadi sepasang kekasih. Tapi akhir – akhir ini, hubungan mereka tidak berjalan dengan baik. Ah Ra banyak meminta akhir – akhir ini. Kwang Min yang sibuk latihan tidak bisa selalu memenuhi keinginan Ah Ra. Pulang bersama, makan siang bersama, nonton bioskop bersama, semua itu terlihat biasa – biasa saja di mata Kwang Min. Tapi kenapa Ah Ra selalu menuntutnya melakukan hal – hal yang menurutnya biasa itu. Bahkan terkadang dengan rengekan yang berlebihan.
 Dua hari yang lalu, Ah Ra meminta sesuatu yang tidak biasa dan tidak diduga oleh Kwang Min. “Kenapa?”, tanya Kwang Min saat Ah Ra memilih memutuskan hubungannya dengan Kwang Min. “Aku menyukai namja lain”, ujar Ah Ra tanpa menatap Kwang Min. “Siapa namja itu?”, tanya Kwang Min. Saat itu hatinya seperti di potong oleh sebuah kapak besar, sakit dan membuat hatinya patah sekaligus. “Min Woo, No Min Woo, dia satu kelas dance ku”, terang Ah Ra. Kwang Min hanya diam, membiarkan Ah Ra pergi begitu saja setelahnya. Membiarkan cintanya selama dua tahun lebih ini pergi meninggalkannya.
Kwang Min merobek foto yang ia pegang. Foto saat ia dan Ah Ra masih memiliki perasaan yang sama. Kini foto itu terbelah dua, robekan foto itu memisahkan Kwang Min dan Ah Ra, persis seperti kenyataan.
“Semua yeoja sama saja!”
“Semua namja sama saja!”
Kwang Min terdiam sejenak. Menyadari ada suara lain yang terdengar bersamaan dengan suaranya barusan. Perlahan, Kwang Min menoleh dan tatapannya berhenti tepat pada sebuah mata seorang yeoja yang sama – sama memandang dengan bingung.  Belum sempat Kwang Min tersadar, “Waaaaa!”, yeoja itu tiba – tiba berteriak. Lalu berlari terbirit – birit seperti melihat sesuatu yang menyeramkan. Kwang Min memandang yeoja itu dengan heran. Yeoja yang aneh!.

Sung Mi berjalan ke kelasnya dengan langkah malas. Biasanya ia akan pergi ke sekolah bersama dengan Min Woo, tapi kali ini semua sudah berubah. Ia belum bisa menerima kalau Min Woo menyukai wanita lain dan rasanya ingin terus menghindar dari Min Woo. Bahkan sepertinya itu juga didukung dengan perubahan sikap Min Woo padanya. “Aku harus menjemput Ah Ra pagi ini, mianhe”, ia ingat kata – kata Min Woo yang dikatakan padanya pagi ini saat ia dan Min Woo berpapasan di jalan. Rasanya ia ingin menangis, kenapa semua ini harus terjadi padanya?
“Aww!”, Sung Mi berhenti berjalan. Ia mengelus kepalanya yang terbentur sesuatu. Ia mengangkat kepalanya. Ia melihat benda di depannya dengan heran. Buku? Tiba – tiba buku itu ‘turun’ dan memperlihatkan wajah seorang namja yang memandangnya heran. Seakan baru tersadar kalau di depannya adalah namja, Sung Mi mengeluarkan reaksi seperti biasanya. “Waaa!”, teriak Sung Mi membuat namja itu terkejut. Tanpa memperdulikan reaksi namja yang terkejut itu, Sung Mi langsung mengambil langkah seribu dan meinggalkan namja yang memandangnya dengan penuh keheranan.
Sung Mi merebahkan kepalanya di atas meja sambil mengatur nafasnya yang hampir habis karena berlarian barusan. “Sung Mi”, tiba – tiba seseorang memegang lengan Sung Mi membuat yeoja itu terkejut hingga ia mengangkat kepalanya. “Kau kenapa?”, tanya Min Woo melihat Sung Mi yang sibuk mengatur nafasnya. Sung Mi masih menatap Min Woo, “Apa kau diganggu namja – namja lagi?”, tanya Min Woo, terdengar nada cemas dari nada bicaranya. Sung Mi yang menyadari itu tersenyum, “Ani, aku tidak diganggu namja lagi. Aku hanya berolahraga sedikit tadi”, ujar Sung Mi berbohong. “Begitukah? Oh iya, hampir saja aku lupa. Ini, aku menemukannya di jalan”, Min Woo memberikan sebuah bolpoin pada Sung Mi. “Bukankah ini punyaku?”, tanya Sung Mi heran melihat bolpoinnya sendiri. “Ne, tadi aku menemukan ini di dekat kelasmu. Kukira kau menjatuhkan barang lagi”, ujar Min Woo geli. “Mwo?”, Sung Mi memandang Min Woo sebal.
“Min Woo-ya”, tiba – tiba suara seorang yeoja menghentikan percakapan antara Sung Mi dan Min Woo. Sung Mi dan Min Woo menoleh pada seorang yeoja yang berdiri di dekat pintu. “Oh, Ah Ra-ya!”, Min Woo terlihat senang. Sung Mi melihat ekspresi Min Woo dan memandang Ah Ra sebal. “Jadi itu yeoja yang bernama Ah Ra”, batin Sung Mi.  “Mianhe Sung Mi, aku harus pergi”, Min Woo melambaikan tangannya sekilas lalu menghampiri yeojachingunya itu dan menghilang tanpa menoleh pada Sung Mi. Sung Mi menunduk sedih.
Sung Mi sedang berjalan menuju kantin, kali ini ia harus lebih waspada. Tidak ada Min Woo disisinya sekarang, ia harus menjaga dirinya sendiri dari para namja. Langkahnya terhenti di belokan menuju kantin. Pandangannya kini terarah pada Min Woo dan Ah Ra yang berjalan menuju kantin. Sung Mi bersembunyi, menghindari dirinya terlihat oleh mereka berdua. Sung Mi mengepalkan tangannya, sedih dan marah kini bercampur aduk. Ia mengurungkan niatnya menuju kantin dan kembali ke kelas. Ia tak menyadari kalau seseorang memperhatikannya.

Keesokan harinya ...
“Nona, untuk apa nona membawa bekal?”, tanya ahjuma, pelayan setia keluarga Sung Mi. “Apa ada yang salah dengan itu?”, tanya Sung Mi balik. “Tidak, hanya saja nona sebelumnya tidak pernah membawa bekal ke sekolah”, ahjuma memasukkan kotak bekal ke dalam kantung kertas. “Apa di sekolah nona ada kasus keracunan makanan?”, tanya ahjuma lagi. Sung Mi tersenyum geli, “Kenapa ahjuma berpikir seperti itu?”. Ahjuma menghidangkan segelas susu putih di depan Sung Mi. “Saya pikir, mungkin karena itu jadi nona takut keracunan juga”. Sung Mi menaruh gelas susu yang isinya tinggal seperempat gelas. “Kurasa ahjuma benar”, Sung Mi berdiri dan berjalan menuju pintu. “Kurasa aku takut keracunan, tapi bukan makanan. Hatiku, aku takut hatiku terkena racun”

Sung Mi membawa bekal makanannya ke atap gedung sekolah. Alasan sebenarnya Sung Mi membewa bekal ke sekolah adalah karena kejadian kemarin. Saat ia melihat Min Woo dan Ah Ra pergi ke kantin bersama. Jika ia makan siang di kantin, mungkin ia akan terus melihat mereka bersama. Sung Mi tidak mau itu terjadi, lebih baik tidak melihat Min Woo daripada melihat Min Woo bersama dengan yeoja lain. Setidaknya ini juga membantunya menghindari dirinya dari para namja.
“Kenapa makan sendirian terasa begitu menyedihkan?”, Sung Mi memandang kotak bekalnya yang penuh makanan dengan tak berselera. Ia tidak mengira kalau makan siang sendirian seperti ini membuatnya merasa kesepian. Biasanya ia makan siang bersama Min Woo di kantin. Kini ia makan sendirian dan bukan di kantin, tetapi di atap sekolah. Tidak ada orang yang mau memakan bekal makan siangnya di atap sekolah yang sepi seperti ini selain dirinya.
“Apa aku boleh ikut bergabung?”
Sung Mi terkejut sekaligus takut melihat seorang namja berdiri di hadapannya. Sung Mi menutup matanya dan melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Namja itu memandangnya heran. “Kau kenapa?”. 
“Jangan mendekat! Jangan menggangguku!”
“Mwo?”
“Pergilah! Kumohon”, suara Sung Mi mulai terdengar ketakutan
Namja itu berjongkok dan menatap Sung Mi dengan heran
“Kenapa kau gemetaran?”
Sung Mi memberanikan diri membuka seluruh ‘perlindungannya’. Ia sangat terkejut dan langsung bergerak mundur dengan cepat ketika melihat namja itu sudah berjongkok di depannya. “Siapa kau? Kau mau apa? Kumohon jangan ganggu aku, mianhe jika aku mengganggumu”, Sung Mi berbicara dengan ketakutan. Namja itu nampak bertambah bingung sekaligus ingin tertawa, geli melihat yeoja di depannya ini ketakutan seperti melihat hantu. “Tenang saja, aku tidak akan mengganggumu dan kau juga tidak menggangguku. Aku Jo Kwang Min, panggil saja aku Kwang Min. Tapi sepertinya aku akan mengganggumu sebentar”, ujar Kwang Min tersenyum tipis. Sung Mi memandangi Kwang Min waspada.
Kwang Min POV
“Siapa kau? Kau mau apa? Kumohon jangan ganggu aku, mianhe jika aku mengganggumu”, yeoja itu terlihat ketakutan. Rasanya aku ingin tertawa sekeras – kerasnya. Ada apa dengan yeoja ini? Yeoja yang aneh. Tapi aku tidak peduli seaneh apapun dia, “Tenang saja, aku tidak akan mengganggumu dan kau juga tidak menggangguku. Aku Jo Kwang Min, panggil saja aku Kwang Min. Tapi sepertinya aku akan mengganggumu sebentar”, aku tesenyum tipis, kurasa aku akan membuatnya terganggu sedikit.
POV end
Sung Mi memakan bekalnya dengan hati – hati, namun Kwang Min memakan bekalnya dengan kesal. “Shin Sung Mi”, Sung Mi menghentikan makan siangnya. “Bukankah kau tadi bilang namamu Shin Sung Mi?”, tanya Kwang Min basa – basi. Sung Mi mengangguk pelan. “Bolehkah aku memanggilmu Sung Mi saja?”, tanya Kwang Min lagi. “Ne”, Sung Mi mengangguk mengiyakan. Kwang Min menghela nafas, “Sung Mi, apakah kita harus seperti ini?”, tanya Kwang Min mulai kesal. Kwang Min dan Sung Mi sedari tadi duduk saling membelakangi dan terhalang oleh penyangga pintu masuk atap.
“Kurasa ini yang terbaik”, jawab Sung Mi santai. Ia merasa aman selama ia tidak melihat Kwang Min secara langsung. Kwang Min tidak tahan dan menghampiri Sung Mi. Sung Mi berteriak ketakutan saat melihat Kwang Min. Kwang Min buru – buru jongkok dan memohon sambil menutup matanya dan merapatkan kedua tangannya. “Kumohon padamu, bisakah kau tidak berteriak satu kali saja?”, pinta Kwang Min, ia sudah lelah mendengar jeritan histeris Sung Mi. Sung Mi membuka matanya dan melihat Kwang Min yang memohon padanya. Sung Mi ragu, namun terus saja memandang Kwang Min yang masih bertahan dengan posisinya.   
Kwang Min yang tak mendengar suara Sung Mi membuka matanya. Lalu menurunkan kedua tangannya ketika melihat Sung Mi terus menatapnya. “Baiklah”, Kwang Min tersenyum. “Kurasa ini awal yang bagus”. “Awal yang bagus?”, Sung Mi tak mengerti. “Bisakah kita menjadi partner?”, Kwang Min mengulurkan tangan kanannya. “Partner?”, Sung Mi bertambah bingung. “Setidaknya terimalah dulu uluran tanganku dan kita memperkenalkan diri ulang”, ujar Kwang Min. Sung Mi berpikir apa namja ini bodoh? Bukankah mereka sudah mengetahui nama masing – masing?
“Jo Kwang Min, namamu Jo Kwang Min bukan? Kita sudah berkenalan tadi, jadi ini untuk apa lagi?”, tanya Sung Mi mulai pusing. Kwang Min menghela nafas, “Sekedar formalitas saja, ayolah”, Kwang Min masih mengulurkan tangan kanannya. Sung Mi ragu – ragu menjabat tangan Kwang Min. Kwang Min yang tak sabar langsung menggenggam tangan Sung Mi, membuat yeoja itu terkejut, tapi tidak berteriak seperti tadi. “Nah, begini  lebih baik”, ujar Kwang Min. “Ehm”, Kwang Min berdehem. Sung Mi memandangnya aneh, ‘untuk apa dia berdehem seperti itu?’. “Perkenalkan, aku Jo Kwang Min. Mantan dari Ah Ra, Min Ah Ra”. Sung Mi terkejut, ia segera melepaskan tangannya.
“Ka..kau bilang kau siapa?”
“Aku mantan namjachingu dari Min Ah Ra”

0 komentar:

Posting Komentar

Blog's statistik



Mw Guest Book yg Seperti ini..??
Klik di Membuat Show Hide floating Guest Book
/
 

JUST BLOG =) Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea