Rabu, 02 Oktober 2013

Potret Rasa ( Cerpen )

Diposting oleh Justiv di 09.44


Cinta adalah misteri yang manis. Tak ada yang tahu kapan cinta itu datang menghampiri. Namun semua tahu, bahwa cinta tak akan pernah pergi.
Mentari yang bersinar terang di Minggu pagi, membuat setiap orang melakukan aktivitasnya masing – masing dengan semangat. Begitu pula dengan seorang gadis bernama  Julia. Ia datang ke taman dengan suasana hati yang ceria. Tak seperti orang – orang disekitarnya yang datang ke taman untuk berolahraga, Julia hanya ingin menggambar disana. Julia selalu menggambar hal – hal yang disukainya. Iamulai mencari objek yang akan ia gambar. Banyak sekali yang ingin ia gambar di taman itu. Ada bunga – bunga yang cantik, kupu – kupu yang beterbangan, dan …. Seorang pemuda yang tengah sibuk memotret bunga di taman dengan kupu – kupu yang mengelilinginya. Julia tersenyum lebar, ia pun mulai membuat sketsa pada buku gambarnya.
….
Seorang pemuda tengah menikmati pemandangan taman dengan kamera menggantung di lehernya. Ia memperhatikan orang – orang yang berolahraga dan berekreasi di taman itu. Tak seperti orang – orang itu, ia hanya ingin mencari objek yang indah. Matanya beralih pada bunga – bunga yang bermekaran dengan kupu – kupu yang beterbangan di atasnya. Ia segera membidikkan kameranya dan memotret bunga – bunga itu  beberapa kali. Ia tersenyum puas melihat hasilnya.
Lensa mata dan kameranya kembali mencari objek yang lainnya. Ia berhenti mencari begitu kameranya menangkap seorang gadis yang tengah duduk di sebuah bangku taman dengan sebuah buku gambar di tangannya. Ia menurukan kameranya dan mengamati gadis itu. Ia tersenyum lalu segera mengarahkan kameranya dan memotret gadis itu. Ia tersenyum lebar sambil memandangi foto gadis itu di kameranya. Namun senyumnya menghilang saat tak lagi mendapati gadis itu di bangku taman atau dimanapun. Ia menatap foto gadis itu lagi dan tersenyum tipis.
Julia menghela nafas lega setelah berhasil datang ke sekolah sebelum gerbang sekolah ditutup. Ia mengatur nafasnya yang terengah – engah karena berlari. Ia melihat siswa lain yang terlambat berdiri dengan pasrah di luar gerbang sekolah. Mata Julia langsung membulat begitu melihat seorang pemuda yang pernah ia lihat, berdiri di antara siswa yang terlambat. Julia merasa yakin kalau ia adalah pemuda yang ada di taman kemarin. Namun, ia tak memiliki banyak waktu untuk memastikannya karena ia sudah terlambat masuk ke kelasnya. Ia hanya bisa berharap jika dugaannya benar.
Meskipun sudah berlari sekuat tenaga, Ken tak berhasil memasuki gerbang sekolahnya. Ia terpaksa harus berdiri dan menunggu di luar bersama siswa lainnya yang juga terlambat. Tiba – tiba matanya menangkap sosok yang pernah ia lihat sebelumnya. Ia yakin bahwa gadis itu adalah gadis yang ia lihat di taman kemarin, meskipun ia hanya melihatnya sekilas karena gadis itu lari terburu – buru. Senyumnya perlahan mengembang. Ia tak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan gadis itu di hari pertama sekolahnya.
“Selamat pagi, nama saya Julia Maharani”, ujar Julia memperkenalkan diri.“Baiklah Julia silahkan duduk di sebelah sana”, ujar ibu guru sambil menunjuk kursi yang kosong. Julia segera duduk di bangku barunya.“Hai”, sapa Julia ramah pada gadis yang duduk di bangku sebelahnya. Gadis itu menoleh pada Julia, namun raut wajahnya tak membalas keramahan Julia dan ia langsung memalingkan wajahnya. Julia menatap gadis itu heran lalu melihat sekelilingnya. Julia menelan ludah, ia belum yakin akan mendapatkan seorang teman.
Berbanding terbalik dengan Julia, Ken langsung disambut baik di kelasnya, baik siswa maupun siswi. Bahkan ketika ia berjalan di koridor, banyak yang menyapanya padahal ia sendiri tak tahu siapa saja yang menyapanya.
Satu – satunya tempat yang bisa membuat Ken tenang adalah perpustakaan, dimana hanya ada buku dan suara helaan nafas. Sementara orang sibuk dengan buku, ia akan sibuk dengan kameranya dan memotret buku – buku dan orang – orang yang ada di perpustakaan. Tiba – tiba ia teringat dengan gadis yang ia lihat di taman dan gerbang sekolah. Seandainya ia bisa melihatnya lagi disini, karena sepertinya ia adalah siswi di sekolah ini. Tiba – tiba ia melihat gadis itu lagi di kameranya, gadis yang ada di taman. Gadis itu memandang kearahnya. Ken segera menyiapkan kameranya dan membidikkannya pada gadis itu.
“Sedang apa kau disini? Bel sudah berbunyi”. Ken menurunkan kameranya lalu melihat dua temannya berdiri di belakangnya. “Aku sedang ..”. Ken menoleh, namun tak melihat gadis itu dimanapun. Tiba – tiba sebuah ide terlintas di pikirannya. “Apa kau mengenal gadis ini?”,tanyanya sambil menunjukkan foto gadis yang diambilnya tempo hari di taman. Kedua temannya langsung saling pandang setelah melihat foto itu. Ken menatap  kedua temannya heran.
Ken menatap gadis di hadapannya dengan tatapan kosong. Gadis yang tersenyum di kameranya kini terbaring di sebuah ruangan rumah sakit. Ia memandang papan nama di ranjang tempat gadis itu berbaring. Julia Maharani, nama gadis itu Julia. Ken ingat cerita kedua temannya. Julia adalah murid baru sama seperti dirinya, namun tidak dengan perlakuan teman – temannya. Julia tak pernah dianggap ada oleh teman – temannya, bahkan kerap kali mendapat perlakuan kasar. Temannya hanya satu, yaitu buku gambarnya.
Dua hari yang lalu, Julia sedang menggambar. Entah apa yang digambarnya, namun itu membuat salah satu siswa marah dan merobek buku gambar itu. Pada hari itulah kecelakaan itu terjadi. Kecelakaan yang membuat Julia terbaring tak sadarkan diri.
Ken menghampiri meja kecil di samping ranjang dan melihat sebuah gambar yang terpajang di atasnya. Gambar itu seperti sebuah puzzle kusut, kertasnya terkoyak tak beraturan. Meskipun begitu, gambar itu masih terlihat jelas. Gambar seorang pemuda yang sedang memotret bunga dengan kupu – kupu mengelilinginya. Ken menoleh dan memandangi wajah Julia yang pucat. Ia hanya bisa menggigit bibirnya menahan tangis.
7 tahun kemudian …
Ken berjalan melewati foto – foto yang terpajang di dinding sebuah galeri. Foto – foto itu akan di lelang dan hasil yang didapat dari lelang itu akan diberikan untuk amal. Ken berhenti di depan sebuah foto dan memandanginya. “Kau yakin akan melelang foto ini?”. Ken menoleh pada Juno, temannya yang juga ikut melelang salah satu karyanya. “Tentu saja”, ujar Ken. Juno menatap Ken tak yakin. “Lagipula aku menyimpan salinannya”, ujar Ken lagi. Juno memandangi foto itu, foto seorang gadis yang sedang duduk di bangku taman dengan buku gambar di tangannya. Mata Juno beralih pada tulisan di bawah foto itu. “Nampaknya kau benar – bena rmerindukan gadis di foto itu”, ujar Juno. Ken hanya tersenyum tipis.
Acara lelang sudah selesai dan galeri foto mulai sepi. Ken sedang memandangi foto Julia dari kameranya saat seorang pria berjalan menghampirinya. “Apa anda yang bernama Ken?”,tanya pria itu.
“Ya, anda siapa?”
“Nama saya Hadi. Klien saya yang telah membeli foto anda”
“Benarkah? Lalu ada perlu apa anda menemui saya?”
“Klien saya menitipkan ini untuk diberikan pada anda. Ia berkata sangat menyukai foto anda”, ujar Hadi. “Kalau begitu saya permisi”, pamitnya lalu pergi.
Ken menatap bungkusan di tangannya heran. Ia membuka bungkusan itu perlahan dan terpaku begitu melihat benda di dalamnya. Sebuah gambar seorang pemuda yang sedang memotret bunga dengan kupu – kupu mengelilinginya. Kertasnya sudah terkoyak dan disusun seperti puzzle. Ken melihat sebuah memo kecil dan membacanya. Ia memandangi tulisan di memo itu.
Tiba – tiba Ken berlari dengan cepat. Ia berhenti di depan galeri dan melihat seorang wanita berdiri memunggunginya. Begitu wanita itu berbalik, ia segera mengarahkan kameranya pada wanita itu lalu memotretnya. Ken menurunkan kameranya dan menghela nafas lega melihat wanita itu masih berdiri di hadapannya. Wanita itu menatap Ken sejenak dengan tatapan heran lalu tersenyum. Melihat senyuman wanita itu, senyum Ken pun mengembang di pipinya.
“Aku menyukaimu sebanyak aku mengingatmu – Ken”
“Dan aku mengingatmu sebanyak aku menyukaimu – Julia”

0 komentar:

Posting Komentar

Blog's statistik



Mw Guest Book yg Seperti ini..??
Klik di Membuat Show Hide floating Guest Book
/
 

JUST BLOG =) Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea