Run
All
Kami berjalan menuju lapangan
olahraga.
“Aku jadi penasaran siapa cowo itu? Baru kali
ini aku denger kamu ngomongin cowo”, ujar Andin setelah aku menceritakan
tentang laki – laki itu. “Kamu ga ngeliat dia lagi seminggu ini?”, tanya
Clarisa memastikan. Aku mengangguk. Kami
tiba di lapangan olahraga dan menghampiri guru kami yang sudah menunggu. Hari
ini jadwal olahraga untuk lari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. Namun
tidak hanya kelas kami saja yang menggunakan lapangan, ada juga kelas 1 yang
akan melakukan lari, sama seperti kelas kami.
My POV
Bagian pertama yang berlari adalah
perempuan. Murid perempuan di kelasku sudah berjejer, siap untuk berlari. Aba –
aba sudah diberikan. Semua berlari, awalnya hanya jogging lama kelamaan mulai
berlari cepat. Aku mulai lelah di
putaran kedua, kuperlambat lariku. Orang – orang melewatiku dengan
mudahnya. Aku menunduk sejenak,
memperhatikan kakiku yang lelah karena berlari. Saat kuangkat kepalaku lagi,
kulihat sosok itu. laki – laki yang berjalan tegap dengan pandangan acuh itu.
ia berlari melewatiku. Aku tertegun sejenak, menghentikan langkahku. Aku
melihatnya lagi.
All
Semua sudah melakukan lari 5
putaran dan lelah. Aku duduk disebelah Andin dan Clarisa. Aku masih bingung
dengan kejadian tadi, masalahnya aku tidak melihatnya lagi setelah itu. larinya
cepat sekali kalau dibandingkan dengan perempuan. Aku minum dengan tatapan
berpikir. “Kenapa? Pusing?” tanya Andin yang melihatku ‘bengong’. “Ah, ga…”,
pandanganku lagi – lagi beralih padanya. Dia duduk beristirahat di depan kanan
tempat aku duduk. Andin yang melihatku ‘bengong’ lagi, menoleh ke arah yang aku
lihat. “Jadi yang mana cowo itu?”, tanyanya tiba – tiba. Clarisa yang sedang
minum hampir terdesak mendengar ucapan
Andin. “Cowo itu? mana?” ujarnya berlebihan. “Itu…., yang lagi ngobrol,
kulitnya putih,leher panjang, rambutnya agak keriting”, jelasku tanpa sadar
menyebutkan ciri-cirinya . “Oooooh!!!”, Andin dan Clarissa ber-oh ria. “Kalau dia sih aku juga tau”, kata
Clarissa yang kontan membuatku menoleh padanya dan memasang tampang bertanya.
“Dia itu namanya Danish. Dia itu cowo tertampan kedua setelah Faris di antara
kelas 1, sayangnya dia itu super cuek, apalagi sama cewe”, terang Clarissa
panjang lebar. “ Tau banget nih anak kalau soal cowo”, komentar Andin yang
disusul tawa manis kami bertiga.
My POV
Ternyata laki – laki itu bernama Danish.
Clarissa bilang dia laki – laki tertampan kedua di antara kelas 1 dan sikapnya
juga cuek terhadap wanita. Aku akui kalau dia memang cukup tampan. Tapi yang
lebih membuat aku menarik, dia itu cuek. Sudah kuduga dari raut muka dan cara
berjalannya, ia orangnya acuh tak acuh dan dugaanku ternyata benar. Lucu juga
Clarissa yang memang dari kelas 1 selalu haus akan informasi mengenai cowo
ganteng menurut versinya. Kali ini, aku rasa informasi dari Clarissa bisa
membuatku senang.
0 komentar:
Posting Komentar