Badminton
6 hari kemudian….
All massage
Clarissa to Jesslyn
Jes, besok bawa raket bukan?
Jesslyn to Clarissa
Ya,
katanya sih gitu. Coba tanya Andin deh, dia kan wakil KM
Clarissa to Jesslyn
Aku
lagi ngirit pulsa, kamu aja yang sms Andin. Kalau udah pasti, sms aku ya! ;)
Jesslyn to Clarissa
Ok! :)
Jesslyn to Andin
Din,
besok bawa raket ga?
Andin to Jesslyn
Ya,
bawa
Jesslyn to Andin
Oh,
ok. Makasih
Andin to Jesslyn
Yup!
Jesslyn to Clarissa
Clar,
aku udah nanya tadi, besok bawa raket,ok!
Keesokan harinya..
“Kamu bawa ‘kok’ ga?” tanya
Clarissa pada Jesslyn. Jesslyn menepuk dahinya menyadari kebodohannya lupa
membawa kok. “ Ya udah, nanti kita main pasangan ini, kita berdua aja”, usul
Clarissa seakan tahu apa yang dipikirkan Jesslyn. “Ok deh. Ayo ke lapang”, ajak
Andin baru saja datang setelah ganti baju. “Oh ya,Danish itu kelas X.1 lho”,
ujar Clarissa tiba – tiba saat mereka bertiga berjalan menuju lapangan. “Yang
bener ?”, tanya Jesslyn meyakinkan. Kelas Danish berjarak 2 kelas dari kelas Jesslyn.
Clarissa mengangguk sambil melirik pada Jesslyn yang terlihat bahagia.
“Bukannya kelas X.1 jadwal olahraganya sama kayak kita ya?”
My POV
Aku hampir tidak percaya ternyata
kelasnya hanya beda 2 kelas dari kelasku. Entah kenapa aku merasa lega dan
senang mendengar itu. Dan jadwal olahraga kami sama. Tanpa sadar aku
mempercepat langkahku.
All POV
Semua anak kelas XI IPS 4 sudah
berkumpul di lapangan menunggu guru olahraga datang. Ada juga yang bermain
- main dengan raket yang mereka bawa.
Walaupun matahari hari ini sepertinya sedang mengeluarkan seluruh sinar yang ia
miliki, tak menyurutkan semangat mereka untuk olahraga badminton hari ini.
“Gila, panas banget. Jes, kita ke kantin dulu yu, beli minum”, ajak Andin
sambil menyeka keringat di dahinya. Tanpa aba – aba lagi, mereka , Andin dan Jesslyn
pun pergi ke kantin. Setiba mereka dari
kantin, guru olahraga mereka sudah berada di lapang dan lapang sudah mulai
terisi oleh anak kelas X.1“ayo cepetan, nanti kita dimarahin bapak lagi”, ujar Jesslyn sambil menarik Andin untuk
segera menuju lapang. “Sekarang kalian latihan memegang raket yang benar dan
menjaga keseimbangan kok di atas raket”, suara lantang guru olahraga menambah
kelelahan Andin dan Jesslyn yang berlari dengan cepat dan memasuki barisan agar
tidak dihukum. “Sekarang kalian boleh bubar”, perintah pak guru yang langsung
disambut baik oleh murid-muridnya. “Kalian tadi kemana aja, aku cariin juga”,
ujar Clarissa sambil cemberut. “Kita habis dari kantin buat beli minum, eh
sekarang malah tambah cape”, jelas Andin yang masih ngos – ngosan. “Andin
ayo!”, panggil seseorang. “Aku kesana ya!” Andin segera menuju orang yang
memanggilnya. “Kita latihan juga yu!”, ajak Clarissa. Setelah beberapa menit
berlatih di bawah terik matahari, “udahan yu!, cape nih, mana panas lagi”,
gerutu Clarissa yang langsung disetujui Jesslyn. Jesslyn dan Clarissa pun
melapor pada guru mereka bahwa mereka sudah melakukan latihan sembari
beristirahat. Tepat disamping pak guru, mereka beristirahat. Dalam sekejap, Jesslyn
langsung menangkap sosok yang selalu ia tunggu. Danish, sedang berlatih bermain
badminton juga, tak lebih dari 2 meter didepannya. Jesslyn tak mengalihkan
pandangannya sampai Danish melihat ke arahnya.
My POV
Dia terlihat keren sekali saat
bermain badminton. Aku bahkan tak mau mengalihkan pandanganku darinya walaupun
Clarissa terus menepuk lenganku. Dia berhenti bermain, mungkin lelah. Tiba –
tiba saja ia melihat ke arahku dan mata kami bertemu.Aku benar – benar
kaget. Refleks aku membuang pandanganku
ke arah lain. Saat aku memberanikan diri, aku menoleh ke arah dimana aku memperhatikannya. Aku tak
melihatnya lagi karena temannya, menggantikannya bermain badminton.
0 komentar:
Posting Komentar