Sungmi POV
Omo! Kwangmin memegang kakiku! Bagaimana ini?
Jantungku serasa mau copot saking senangnya. Aduh! Kenapa aku tadi bisa lari
secepat itu dengan kaki yang sakit seperti ini ya?. Aku melihat Siwon seonsaengnim dibalik pintu kelas, ia
terlihat menutup pintu kelas. Tunggu Siwon seonsaengnim!
Sungmi POV end
Sungmi
berusaha berjalan secepat mungkin sambil menahan rasa sakit. “Tunggu Siwon seonsaengnim!”. Siwon batal menutup
pintu kelas. Ia melihat Sungmi berjalan ke arahnya lalu membungkuk. “Hampir
saja kau terlambat”, ujar Siwon. “Cepat masuk”, ujarnya lagi. “Ne”, Sungmi baru
saja akan memasuki kelasnya ketika lengannya ditahan oleh Siwon. “Dimana name
tag mu?”. Sungmi baru sadar kalau name tagnya tidak menempel di bajunya. Sungmi
bingung harus menjawab apa. “Lebih baik kamu tunggu diluar dulu sampai kamu
bisa menemukan name tag mu, arraseo?”, Siwon masuk ke kelas meninggalkan Sungmi
yang kebingungan. “Siwon seonsaengnim
itu, biar wajahnya tampan tetap saja galak!. Kemana name tag itu? kenapa
harus ada peraturan wajib memakai name tag di sekolah?!”, gumam Sungmi kesal.
Terpaksa ia menunggu di luar kelas.
Sungmi
sedang memijat – mijat kakinya yang sakit ketika tiba – tiba melihat sepasang
sepatu di hadapannya. Sungmi segera mendongkakkan kepalanya dan melihat
Kwangmin berdiri tepat didepannya. “Apa noona
yang bernama Shin Sung mi?”, tanya Kwangmin. Ia menatap Kwangmin tidak percaya.
Kwangmin tahu namanya!. Tersadar, Sungmi segera menganggukpelan, “memangnya ada
apa ya? Dan dari mana kau tahu namaku?”, tanya Sungmisetelah berhasil
mengendalikan kegugupannya. “Aku menemukan ini terjatuh. Sepertinya tadi aku
tidak sengaja menabrak noona sehingga noona menjatuhkan ini, jadi aku mencoba
mencari noona, aku tau akan peraturan disekolah ini”, jelas Kwangmin panjang
lebar. Sungmi hanya melongo mendengar penjelasan Kwangmin. “Ini ku kembalikan”,
Kwangmin memberikan name tag milik Sungmi. “Mianhae,
sepertinya aku kurang cepat mengembalikannya”, ujar Kwangmin yang sekali liat
saja sudah tau kalau Sungmi sedang dihukum. “Tidak apa- apa. Lagi pula Siwon
seonsaengnim hanya menyuruhku mencari name tag ini. Karena name tagnya sudah
ketemu, aku sudah selamat bukan?”,ujar Sungmi sambil tersenyum. Kwangmin balas tersenyum. Senyuman yang bisa
membuat Sungmi berdebar.
“Apa
kaki noona tidak apa – apa?”, tanya Kwangmin. Rasanya pipi Sungmi panas sekali
ditanyai seperti itu oleh Kwangmin. “Ne, Gwaenchana. Geokjeongma”, jawab Sungmi
. “Geuraeyo?”, Kwangmin hanya angguk – angguk kepala. Tiba – tiba pintu kelas
terbuka dan Siwon seonsaengnim sudah ada di balik pintu. “Shin Sung Mi, bukankah aku menyuruhmu mencari
name tag, bukannya mengobrol. Dan kau sedang apa disini?”, tanya Siwon saat
melihat Kwangmin. “Anio, aku hanya mengembalikan name tag milik Sungmi noona,
aku juga tadi sudah meminta izin pada guru yang mengajar”, jawab Kwangmin
tenang. “Kalau begitu, kau sudah mendapatkan name tag mu kembali bukan? Segera
masuk ke kelas, dan kau juga”, Siwon lalu masuk ke dalam kelas. “Lain kali
berhati – hatilah. Aku pergi dulu”, pamit Kwangmin. “Jankanman”, panggil
Sungmi. Kwangmin berbalik. “Gamsanhamnida”, ujar Sungmi sambil membungkuk.
“Cheonmaneyo”, jawab Kwangmin sambil terseyum lalu melangkah pergi. Sungmi
memandang punggung Kwangmin dengan tatapan tidak percaya.
Sungmi POV
“Apa
noona yang bernama Shin Sung Mi?”, aku hampir lompat kegirangan saat melihat
Kwangmin berdiridi depanku dengan pandangan memastikan. Tapi. Noona? Aku baru
sadar kalau aku itu lebih tua darinya. Kadang aku merasatua dihadapannya. Tapi
biarlah! Yang terpenting, aku bisa berbicara dengan Kwangmin. Senangnya!
Sungmi POV end
Sungmimasih melakukan kebiasaannya mondar –
mandir di depan kelas Kwangmin tanpa berani memandang kelasnya. Tanpa ia
sadari, Ia selalu diperhatikan.
Kwangmin, Youngmin, Jeongmin, Minwoo dan
Hyunsung sedang berlatih koreografi di studio latihan boyband mereka,
boyfriend. “Ini ku bawakan makanan
untukkalian”, Donghyun mengacungkan sekantung plastik besar membuat mereka
berhenti berlatih dan duduk melingkar menikmati makanan yang dibaawa Donhyun.
“Gomawo manajer”, ujar Hyunsung yang dibalas jitakan di kepalanya. “Aku kan sudah bilang, jangan
panggil aku manajer. Panggil aku hyung saja”, omel Donhyun. Hyunsung hanya
tertawa kecil diikuti yang lainnya.
“Kwangmin, neodo alji? Sepertinya kau punya
fans sekarang”, ujar Minwoo tiba – tiba. “Mwo? Apa maksudmu?”, tanya Kwangmin
tak mengerti
“Fans? Keren sekali. Kalian bahkan baru tampil
satu kali”, ujar Donghyun takjub
“Entahlah, sepertinya ini bukan fans biasa”,
ujar Minwoo sambil tersenyum misterius
“Jadi kau menyadarinya juga?”, seru Jeongmin.
Pandangan Minwoo beralih pada Jeongmin, “Kau juga tau ya?”. Jeongmin mengangguk
pelan. “Sebenarnya apa yang sedang
kalian bicarakan?”, tanya Kwangmin frustasi. “Seperti yang tadi kubilang, kau
memiliki seorang fans”, ujar Minwoo sambil menekankan pada kata ‘fans’. Tanpa
mau ambil pusing, Kwangmin hanya menghela nafas .
Kwangmin POV
Apa maksud mereka? Fans? Kenapa mereka begitu
heboh hanya karena aku memiliki fans? Hanya seorang fans bukan? Kenapa aku
harus memikirkan hal tentnag fans ini?
Kwangmin POV end
“Yunha,
ayo”, Sungmi menarik lengan Yunha. “Sebentar, pangeranmu itu bisa menunggu
kan?, ujar Yunha mulai sebal dangan tingkah Sungmi. Sungmi akhirnya mengalah
dan melepas genggamannya dari Yunha.
“Geurae”, ujar Sungmi tidak bersemangat. “Ya sudah. Ayo sebelum aku
berubah pikiran”, Yunha tidak tahan melihat raut wajah sahabatnya itu. “Ayo!”,
ujar Sungmi tiba – tiba bersemangat
Sungmi
berjalan pelan disamping Yunha, beberapa langkah lagi ia akan sampai didepan
kelas Kwangmin. Seperti biasa, 4 orang namja sedang duduk di kursi depan kelas.
Tanpa sadar, Sungmi sudah melewati kelas Kwangmin. “Kenapa sih kau, tidak
tepatnya kita, harus selalu melewati kelasnya kalau ingin ke kantin?”, gumam
Yunha. “Entahlah, mungkin tuhan memberiku jalan mudah untuk melihat Kwangmin
setiap hari”, gumam Sungmi. “Aku lebih berharap kalau tuhan memberikan
keberanian padamu untuk menyatakan perasaanmu pada Kwangmin”, ujar Yunha.
“Gheuraeyo? Itu terdengar aneh”, ujar Sungmi bergidik. “Waeyo? Apa karena kau,
seorang perempuan menyatakan perasaanya terlebih dahulu? Lalu bagaimana dengan
perasaanmu itu?”, ujar Yunha tak habis pikir. “Entahlah, aku hanya merasa…tidak
pantas”.
“Kurasa
aku tadi melihatnya”, ujar Jeongmin seperti mencari – cari sesuatu. “Siapa?”,
tanya Kwangmin. Jeongmin menoleh pada Kwangmin. “Fans-mu”. “Oh ya? Dimana?”,
tanya Minwoo tiba – tiba antusias. “Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian harus
seheboh itu”, tanya Kwangmin jengkel. “Lagipula siapa dia? Aku bahkan tidak
merasa pernah mengobrol dengan seorang yeoja. Kalian itu terlalu sensitif”,
gerutu Kwangmin. “Apa kau ingat, kau pernah menabrak seorang yeoja?”, tanya
Minwoo. Kwangmin berusaha mengingat. “Memang apa hubungannya?”, tanya Kwangmin
bingung. “Kau benar – benar tidak sadar ya?”, tanya Youngmin yang dari tadi
sibuk membaca buku. “Yeoja itu, dia yang dimaksud Jeongmin dan Minwoo sebagai
fans-mu”, ujarnya lagi. “Mwo? Hyung, kau juga berpikiran seperti itu?”, tanya
Kwangmin tidak percaya. “Aku tidak berpikir, tapi melihat. Dia itu menyukaimu”,
ujar Youngmin datar. Kini Minwoo dan Youngmin menatap Kwangmin. “Ani, itu tidak
mungkin. Bagaimana mungkin Sungmi noona menyukaiku?”, tanya Kwangmin heran.
“Kau bahkan tau namanya. Itu menakjubkan”, ujar Jeongmin antusias. “Ada apa
dengan kalian semua? Memangnya kenapa kalau dia menyukaiku? Lagipula aku tidak
menyukainya”, ujar Kwangmin. Tanpa disangka, ucapannya itu disambut ‘meriah’ oleh kedua namja didepannya,
Youngmin hanya meliriknya sekilas. “Kau yakin?”, tanya Jeongmin menatap
Kwangmin lekat. “Tentu saja, kenapa aku harus merasa tidak yakin”, jawab
Kwangmin cepat.
Kwangmin melihat Sungmi dan Yunha berjalan
diantara kerumunan yang lewat. “Bukankah tadi noona yang menyukaimu itu?”,
tanya Jeongmin. “Apa dia mendengar percakapan kita?”, tanya Minwoo. Kwangmin
beralih menatap Minwoo. “Kenapa kalau dia mendengar kita? Bukankah itu bagus?
Iya kan Kwangmin?”,tanya Youngmin tanpa mengalihkan pandangannya pada buku yang
dibacanya. Kwangmin menunduk, ia tidak tahu harus membenarkannya atau tidak.
0 komentar:
Posting Komentar