Senin, 16 April 2012

Loves Hide (3)

Diposting oleh Justiv di 11.30
Sungmi POV

Omo! Kwangmin memegang kakiku! Bagaimana ini? Jantungku serasa mau copot saking senangnya. Aduh! Kenapa aku tadi bisa lari secepat itu dengan kaki yang sakit seperti ini ya?. Aku melihat  Siwon seonsaengnim dibalik pintu kelas, ia terlihat menutup pintu kelas. Tunggu Siwon seonsaengnim!

Sungmi POV end

   Sungmi berusaha berjalan secepat mungkin sambil menahan rasa sakit. “Tunggu  Siwon seonsaengnim!”. Siwon batal menutup pintu kelas. Ia melihat Sungmi berjalan ke arahnya lalu membungkuk. “Hampir saja kau terlambat”, ujar Siwon. “Cepat masuk”, ujarnya lagi. “Ne”, Sungmi baru saja akan memasuki kelasnya ketika lengannya ditahan oleh Siwon. “Dimana name tag mu?”. Sungmi baru sadar kalau name tagnya tidak menempel di bajunya. Sungmi bingung harus menjawab apa. “Lebih baik kamu tunggu diluar dulu sampai kamu bisa menemukan name tag mu, arraseo?”, Siwon masuk ke kelas meninggalkan Sungmi yang kebingungan. “Siwon seonsaengnim  itu, biar wajahnya tampan tetap saja galak!. Kemana name tag itu? kenapa harus ada peraturan wajib memakai name tag di sekolah?!”, gumam Sungmi kesal. Terpaksa ia menunggu di luar kelas.

   Sungmi sedang memijat – mijat kakinya yang sakit ketika tiba – tiba melihat sepasang sepatu di hadapannya. Sungmi segera mendongkakkan kepalanya dan melihat Kwangmin berdiri tepat didepannya.  “Apa noona yang bernama Shin Sung mi?”, tanya Kwangmin. Ia menatap Kwangmin tidak percaya. Kwangmin tahu namanya!. Tersadar, Sungmi segera menganggukpelan, “memangnya ada apa ya? Dan dari mana kau tahu namaku?”, tanya Sungmisetelah berhasil mengendalikan kegugupannya. “Aku menemukan ini terjatuh. Sepertinya tadi aku tidak sengaja menabrak noona sehingga noona menjatuhkan ini, jadi aku mencoba mencari noona, aku tau akan peraturan disekolah ini”, jelas Kwangmin panjang lebar. Sungmi hanya melongo mendengar penjelasan Kwangmin. “Ini ku kembalikan”, Kwangmin memberikan name tag milik Sungmi.     “Mianhae, sepertinya aku kurang cepat mengembalikannya”, ujar Kwangmin yang sekali liat saja sudah tau kalau Sungmi sedang dihukum. “Tidak apa- apa. Lagi pula Siwon seonsaengnim hanya menyuruhku mencari name tag ini. Karena name tagnya sudah ketemu, aku sudah selamat bukan?”,ujar Sungmi sambil tersenyum.  Kwangmin balas tersenyum. Senyuman yang bisa membuat Sungmi berdebar.

   “Apa kaki noona tidak apa – apa?”, tanya Kwangmin. Rasanya pipi Sungmi panas sekali ditanyai seperti itu oleh Kwangmin. “Ne, Gwaenchana. Geokjeongma”, jawab Sungmi . “Geuraeyo?”, Kwangmin hanya angguk – angguk kepala. Tiba – tiba pintu kelas terbuka dan Siwon seonsaengnim sudah ada di balik pintu.  “Shin Sung Mi, bukankah aku menyuruhmu mencari name tag, bukannya mengobrol. Dan kau sedang apa disini?”, tanya Siwon saat melihat Kwangmin. “Anio, aku hanya mengembalikan name tag milik Sungmi noona, aku juga tadi sudah meminta izin pada guru yang mengajar”, jawab Kwangmin tenang. “Kalau begitu, kau sudah mendapatkan name tag mu kembali bukan? Segera masuk ke kelas, dan kau juga”, Siwon lalu masuk ke dalam kelas. “Lain kali berhati – hatilah. Aku pergi dulu”, pamit Kwangmin. “Jankanman”, panggil Sungmi. Kwangmin berbalik. “Gamsanhamnida”, ujar Sungmi sambil membungkuk. “Cheonmaneyo”, jawab Kwangmin sambil terseyum lalu melangkah pergi. Sungmi memandang punggung Kwangmin dengan tatapan tidak percaya.

Sungmi POV
  
   “Apa noona yang bernama Shin Sung Mi?”, aku hampir lompat kegirangan saat melihat Kwangmin berdiridi depanku dengan pandangan memastikan. Tapi. Noona? Aku baru sadar kalau aku itu lebih tua darinya. Kadang aku merasatua dihadapannya. Tapi biarlah! Yang terpenting, aku bisa berbicara dengan Kwangmin. Senangnya!

Sungmi POV end

Sungmimasih melakukan kebiasaannya mondar – mandir di depan kelas Kwangmin tanpa berani memandang kelasnya. Tanpa ia sadari, Ia selalu diperhatikan.

Kwangmin, Youngmin, Jeongmin, Minwoo dan Hyunsung sedang berlatih koreografi di studio latihan boyband mereka, boyfriend.  “Ini ku bawakan makanan untukkalian”, Donghyun mengacungkan sekantung plastik besar membuat mereka berhenti berlatih dan duduk melingkar menikmati makanan yang dibaawa Donhyun. “Gomawo manajer”, ujar Hyunsung yang dibalas jitakan  di kepalanya. “Aku kan sudah bilang, jangan panggil aku manajer. Panggil aku hyung saja”, omel Donhyun. Hyunsung hanya tertawa kecil diikuti yang lainnya.
“Kwangmin, neodo alji? Sepertinya kau punya fans sekarang”, ujar Minwoo tiba – tiba. “Mwo? Apa maksudmu?”, tanya Kwangmin tak mengerti
“Fans? Keren sekali. Kalian bahkan baru tampil satu kali”, ujar Donghyun takjub
“Entahlah, sepertinya ini bukan fans biasa”, ujar Minwoo sambil tersenyum misterius
“Jadi kau menyadarinya juga?”, seru Jeongmin. Pandangan Minwoo beralih pada Jeongmin, “Kau juga tau ya?”. Jeongmin mengangguk pelan.  “Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan?”, tanya Kwangmin frustasi. “Seperti yang tadi kubilang, kau memiliki seorang fans”, ujar Minwoo sambil menekankan pada kata ‘fans’. Tanpa mau ambil pusing, Kwangmin hanya menghela nafas .

Kwangmin POV

Apa maksud mereka? Fans? Kenapa mereka begitu heboh hanya karena aku memiliki fans? Hanya seorang fans bukan? Kenapa aku harus memikirkan hal tentnag fans ini?

Kwangmin POV end

   “Yunha, ayo”, Sungmi menarik lengan Yunha. “Sebentar, pangeranmu itu bisa menunggu kan?, ujar Yunha mulai sebal dangan tingkah Sungmi. Sungmi akhirnya mengalah dan melepas genggamannya dari Yunha.  “Geurae”, ujar Sungmi tidak bersemangat. “Ya sudah. Ayo sebelum aku berubah pikiran”, Yunha tidak tahan melihat raut wajah sahabatnya itu. “Ayo!”, ujar Sungmi tiba – tiba bersemangat
   Sungmi berjalan pelan disamping Yunha, beberapa langkah lagi ia akan sampai didepan kelas Kwangmin. Seperti biasa, 4 orang namja sedang duduk di kursi depan kelas. Tanpa sadar, Sungmi sudah melewati kelas Kwangmin. “Kenapa sih kau, tidak tepatnya kita, harus selalu melewati kelasnya kalau ingin ke kantin?”, gumam Yunha. “Entahlah, mungkin tuhan memberiku jalan mudah untuk melihat Kwangmin setiap hari”, gumam Sungmi. “Aku lebih berharap kalau tuhan memberikan keberanian padamu untuk menyatakan perasaanmu pada Kwangmin”, ujar Yunha. “Gheuraeyo? Itu terdengar aneh”, ujar Sungmi bergidik. “Waeyo? Apa karena kau, seorang perempuan menyatakan perasaanya terlebih dahulu? Lalu bagaimana dengan perasaanmu itu?”, ujar Yunha tak habis pikir. “Entahlah, aku hanya merasa…tidak pantas”.

   “Kurasa aku tadi melihatnya”, ujar Jeongmin seperti mencari – cari sesuatu. “Siapa?”, tanya Kwangmin. Jeongmin menoleh pada Kwangmin. “Fans-mu”. “Oh ya? Dimana?”, tanya Minwoo tiba – tiba antusias. “Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian harus seheboh itu”, tanya Kwangmin jengkel. “Lagipula siapa dia? Aku bahkan tidak merasa pernah mengobrol dengan seorang yeoja. Kalian itu terlalu sensitif”, gerutu Kwangmin. “Apa kau ingat, kau pernah menabrak seorang yeoja?”, tanya Minwoo. Kwangmin berusaha mengingat. “Memang apa hubungannya?”, tanya Kwangmin bingung. “Kau benar – benar tidak sadar ya?”, tanya Youngmin yang dari tadi sibuk membaca buku. “Yeoja itu, dia yang dimaksud Jeongmin dan Minwoo sebagai fans-mu”, ujarnya lagi. “Mwo? Hyung, kau juga berpikiran seperti itu?”, tanya Kwangmin tidak percaya. “Aku tidak berpikir, tapi melihat. Dia itu menyukaimu”, ujar Youngmin datar. Kini Minwoo dan Youngmin menatap Kwangmin. “Ani, itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin Sungmi noona menyukaiku?”, tanya Kwangmin heran. “Kau bahkan tau namanya. Itu menakjubkan”, ujar Jeongmin antusias. “Ada apa dengan kalian semua? Memangnya kenapa kalau dia menyukaiku? Lagipula aku tidak menyukainya”, ujar Kwangmin. Tanpa disangka, ucapannya itu disambut  ‘meriah’ oleh kedua namja didepannya, Youngmin hanya meliriknya sekilas. “Kau yakin?”, tanya Jeongmin menatap Kwangmin lekat. “Tentu saja, kenapa aku harus merasa tidak yakin”, jawab Kwangmin cepat.
   Kwangmin melihat Sungmi dan Yunha berjalan diantara kerumunan yang lewat. “Bukankah tadi noona yang menyukaimu itu?”, tanya Jeongmin. “Apa dia mendengar percakapan kita?”, tanya Minwoo. Kwangmin beralih menatap Minwoo. “Kenapa kalau dia mendengar kita? Bukankah itu bagus? Iya kan Kwangmin?”,tanya Youngmin tanpa mengalihkan pandangannya pada buku yang dibacanya. Kwangmin menunduk, ia tidak tahu harus membenarkannya atau tidak.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog's statistik



Mw Guest Book yg Seperti ini..??
Klik di Membuat Show Hide floating Guest Book
/
 

JUST BLOG =) Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea