Senin, 16 April 2012

Loves Hide (4)

Diposting oleh Justiv di 11.34

Kwangmin POV

“Tentu saja, kenapa aku harus merasa tidak yakin”, entah kenapa aku merasa hatiku bertolak belakang dengan ucapanku. Aku melihat Sungmi noona yang berjalan menunduk. Apa benar dia mendengar percakapan kami? Kenapa aku merasa khawatir jika dia mendengar semuanya?

Kwangmin POV end

Sungmi POV

 “Apa kau ingat, kau pernah menabrak seorang yeoja?”, aku segera menghentikan langkahku. “Memang apa hubungannya?”, itu suara Kwangmin!. “Kenapa kau berdiri disini?”, tanya Yunha mengagetkanku. “Shhut”, aku memeberi isyarat untuk diam. Yunha yang penasaran melirik ke kelas Kwangmin tepat di belokan aku berdiri. “Apa sekarang kau menguping?”, tanya Yunha menyipitkan matanya. “Ah, sudahlah. Bisakah kau diam saja dan menemaniku disini?”, pintaku. Yunha hanya menghela nafas. “Bagaimana mungkin Sungmi noona menyukaiku?”, aku dan Yunha sama – sama terkejut. Yunha menatapku, aku balik menatapnya bingung. “Ada apa dengan kalian semua? Memangnya kenapa kalau dia menyukaiku? Lagipula aku tidak menyukainya”. Deg! Apa aku tidak salah dengar? Bukankah tadi…suara Kwangmin?. Kulihat Yunha menatapku iba. “Kau yakin?”, tanya seseorang. “Tentu saja, kenapa aku harus merasa tidak yakin”. Aku masih tidak percaya pada apa yang kudengar. Kurasakan tangan Yunha menggenggam tanganku erat, mungkin mencoba menguatkanku. “Ayo kita pergi”, ujarku berusaha menahan tangis. “Sungmi ah, Gwaenchana?”, tanya Yunha khawatir. Aku hanya mengangguk pelan dan menariknya berjalan melewati kelas keempat yeoja yang sedang diam berbincang di depan kelas yang diantaranya adalah Kwangmin. Setelah cukup jauh, pipiku terasa basah. Aku tidak kuat lagi.

Sungmi POV end

“Sungmi ah, ayo kita ke kantin”, ajak Yunha, namun yang diajak tetap bergeming.
“Sungmi..”
“Aku bawa bekalku, bisakah kau ke kantin sendirian saja?”, Sungmi mengeluarkan bekal makannya. Yunha memandang Sungmi yang makan tanpa selera dan pergi ke kantin. Sudah 5 hari Sungmi berusaha menghindari Kwangmin, salah satunya dengan cara tidak pergi ke kantin. Maka dari itu, ia meminta eommanya menyiapkan bekal. Awalnya eommanya heran, tapi ia tetap menyiapkan bekal itu tanpa menanyakan alasannya.

“Kenapa aku tidak pernah melihat noona itu lagi ya semenjak percakapan kita waktu itu?”, ujar Minwoo. “Memangnya kenapa? Kau mulai menyukainya?”, tanya Youngmin lalu menatap Kwangmin yang juga sedang menatapnya. “Tentu saja tidak, aku itu bukan tanaman makan pagar”, ujar Minwoo jujur. “Benar juga, kemana noona itu? apa dia mendengar percakapan kita dan berusaha menjauhi Kwangmin?”,tebak Jeongmin. Kwangmin sekilas menatapnya, lalu mengalihkan pandangan pada buku di depannya.

Kwangmin POV

Kenapa aku harus tidak tenang seperti ini? Apa benar Sungmi noona menyukaiku?. Tapi rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat selain sekolah, tapi dimana?. Dan kenapa akhir – akhir ini aku jarang sekali melihatnya. Tiba – tiba saja aku merasa….rindu padanya.

Kwangmin POV end

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid bergegas pulang kecuali Sungmi, ia masih duduk manis di bangkunya. Yunha menghampirinya, “Apa kau tidak mau pulang?”. “Sebentar lagi”, ujar Sungmi tanpa beranjak dari bangkunya. “Apa kau ingin pulang bersama?”,tanya Yunha. “Bukankah kau pulang bersama Hyunsung?”, tanya Sungmi heran. “Sudahlah! Aku ingin pulang bersamamu, apa ada masalah?”, gerutu Yunha. Sungmi tertawa kecil melihatnya. Yunha ikut tersenyum, “Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat kau tertawa”, ujar Yunha. Sungmi menatap sahabatnya sejenak lalu berdiri dari kursinya. “Kita pulang sekarang?”, tanya Yunha. “Ani, aku mau ke toilet. Kau tunggu sebentar disini”, Yunha menatap punggung Sungmi yang tak berapa lama kemudian berganti dengan wajah ceria Hyunsung. “Chagi, ayo kita pulang”, ajak Hyunsung. “Aku pulang bersama Sungmi hari ini”, ujar Yunha. “Waeyo?”, tanya Hyunsung melihat wajah Yunha yang kusut. “Aku hanya ingin menemani Sungmi”, ujar Yunha pelan. “Kau masih mencemaskannya?”, tanya Hyunsung mendekati Yunha. “Tentu saja! Berkat sepupumu, sahabatku jadi seperti itu”, ujar Yunha sebal. “Memangnya dimana letak kesalahan Kwangmin?”, tanya Hyunsung tak mengerti.
   Kini Yunha menatap Hyunsung lekat, “Sungmi sangat menyukai Kwangmin, dan Kwangmin jelas – jelas mengatakan dia tidak menyukai Sungmi. Kau masih tidak menyadari letak kesalahannya?”, tanya Yunha menahan emosi. “Bukannkah kau bilang kalian mendengarnya tanpa sepengetahuan Kwangmin? Dia bahkan tidak tahu kalian mendengar percakapan mereka”, bela Hyunsung.
   “Hyunsung benar, ini bukan kesalahan Kwangmin”, ujar Sungmi yang sudah berdiri di depan pintu kelas.
 “Sungmi…”
“Gwaenchana Yunha ah, kau tidak perlu menghiburku lagi”, ujar Sungmi terus berjalan mendekati Yunha dan Hyunsung.
“Oh ya Hyunsung ah, bisakah kau membantuku?”, pinta Sungmi.

Happy birthday Youngmin
Happy birthday Kwangmin
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday Jo twins

Suara merdu Jeongmin, Hyunsung dan Minwoo memenuhi studio latihan boyfriend. Mereka kini duduk melingkar mengelilingi sebuah kue tart coklat bertuliskan ‘ happy birthday jo twins ‘. “Oh ya, aku punya hadiah untukmu Kwangmin”, ujar Hyunsung lalu beranjak pergi dan kembali lagi dengan kotak besar yang dibungkus kertas kado. Kwangmin menerimanya.“Untukku tidak ada? Itu sungguh tidak adil”, ujar Youngmin merajuk. “Kau kan hyungnya, sekali – sekali kau harus mengalah”, ujar Hyunsung. Yang mendengarnya hanya tertawa. “Kau tunggu apa lagi, ayo bukalah”, desak Hyunsung. Kwangmin segera membuka hadiah tersbut dan langsung tersenyum lebar saat melihat hadiahnya. “Ini…”, Kwangmin tak bisa berkata apa – apa melihat gitar berwarna biru tosca di genggamannya. “Penjaga toko itu bilang gitar ini sudah terjual. Ternyata…”. “Sungmi ah yang membelinya”,potong Hyunsung. “Mwo?”, tanya Kwangmin memastikan. Ketiga namja lain ikut memperhatikan Hyunsung penasaran. “Mian Kwangmin, sebenarnya aku sudah lama tahu kalau Sungmi menyukaimu. Tapi aku berjanji untuk tidak mengatakannya. Kemarin dia memintaku untuk memberimu ini”, jelas Hyunsung. Kwangmin menatap gitar dihadapannya serba salah lalu membalik gitarnya. Ia menemukan sebuah surat yang tertempel di punggung gitar itu, ia pun mencabutnya dan membaca isi surat itu.

Annyeong Kwangmin, saengilcukka hamnida, sampaikan juga untuk Youngmin.
   Kau ingat, 1 tahun yang lalu kau pernah pergi ke sebuah toko alat musik dan menjatuhkan name tag mu? Waktu itu akulah yang menemukannya dan memberikannya ke kasir karena aku tidak memiliki keberanian sepertimu, mencari pemilik name tag, kupikir itu bukan ide yang bagus bagiku, jadi aku titipkan saja pada kasir. Saat mengetahui itu milikmu, entah kenapa aku merasa sedikit lega dan senang. Oh ya, kuharap kau menyukai hadiah dariku, waktu itu aku melihatmu terus memperhatikan gitar ini. Jadi kupikir kau menyukai gitar ini. Maka dari itu, aku membelinya dan berniat memberikannya apabila kita bertemu. Tapi baru kali ini aku bisa memberikannya dan lagi- lagi tidak secara langsung olehku. Mianhae…
   Mianhae, karena aku selalu memperhatikanku diam – diam. Kau pasti merasa terganggu bukan dengan tingkahku itu? Aku tau kau tidak menyukaiku.  Tenang saja, aku akan mencoba menghindar darimu dan tidak mengganggumu lagi. Gomawo karena kau selama ini tidak pernah protes dengan perasaanku.

                                                                                                               Annyeong,
                          
                                                                                                               Shin Sung Mi

Kwangmin masih menatap surat itu. “Kwangmin ah, Gwaenchana? Apa isi suratnya?”, tanya Youngmin melihat reaksi Kwangmin. Kwangmin melirik Youngmin lalu melirik Hyunsung, Jeongmin, Minwoo dan Donghyun bergantian. “Maukah kalian membantuku?”

0 komentar:

Posting Komentar

Blog's statistik



Mw Guest Book yg Seperti ini..??
Klik di Membuat Show Hide floating Guest Book
/
 

JUST BLOG =) Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea